
Memang, prestasi terbaik wakil Indonesia di LCA pada 10 tahun terakhir bisa diraih Persib Bandung (1995/1996) dan PSM Makasar (2000/2001). Keduanya lolos perempat final.
Tapi, setelah itu wakil-wakil Indonesia hanya sebatas penggembira saja. Alias tidak lolos babak ke-2. Terakhir, dilakukan Sriwijaya FC pada LCA musim ini.
Tim asuhan Rahmad Darmawan kandas di babak 32 besar. Kekalahan 0-3 (0-2) atas Gamba Osaka (Jepang) tadi malam, benar-benar mengubur mimpi mereka untuk lolos fase 16 besar (babak ke-2). “Kami telah berusaha maksimal. Tapi, hasilnya memang tidak sesuai dengan yang kami harapkan,” ungkap coach Rahmad Darmawan.
Prestasi KTB tak tergantikan. Tim kebanggaan Sumsel 20 tahun silam, terkenal di dunia. Saat menjadi juara III, tim milik Sjarnoebi Said (Ketua Umum PSSI periode 1981-1983), tampil digdaya.
Mereka bisa mengalahkan tim asal Syiria, Al Ittihad (Aleppo) 1-0 di Jeddah, Saudi Arabia, 29 Oktober 1985. Di penyisihan, KTB tiada tanding. Bahkan, sukses menjadi juara grup 4, mengungguli Bangkok Bank (Thailand), Tiong Bahru CSC (Singapura), Malacca AFA (Malaysia), dan APD (Brunei Darussalam).
“Tiga lawan di grup F sangat berat. Ketiganya (Shandong Luneng, Gamba Osaka, dan Seoul FC, red), adalah tim terbaik. Mereka terbiasa bermain di LCA. Musim ini, LCA adalah pengalaman terbesar Sriwijaya ditingkat internasional,” pungkasnya.
Gagalnya Sriwijaya ke fase 16 besar, memang sudah diprediksi sebelumnya. Bahkan, jauh sebelum LCA bergulir, AFC-konfederasi sepakbola Asia-sudah merilis prediksi tim-tim unggulan. Sriwijaya sendiri berada dirating ke-26. (mg2)
sumber : sumeks
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Anda