Mereka adalah Singapura Armed Force (SAF)-asal Singapura-dan Sharjah-asal Uni Emirat Arab (UEA). Tapi, kedua tim ini tetap lebih baik dari Sriwijaya. Di grup F, Sriwijaya minus 15 gol. Itu hasil dua memasukkan, tapi 17 kemasukan.
Nah, SAF di grup G, minus 8. Tim asuhan Richard Bok juga memasukkan dua gol. Tapi, mereka hanya kebobolan 10 gol. Sharjah masih lebih baik. Dua memasukkan, tapi hanya 6 gol kemasukkan. “Saya tetap merasa puas. Terutama telah menghadapi tim-tim besar Asia. Soal hasil, saya pikir semua bisa maklum,” ungkap coach Rahmad Darmawan.
Siapa SAF? Tim berdiri 1995 adalah raksasa Singapura. Musim 2008 lalu, Therdsak Chaiman dkk adalah kampiun. Awal LCA bergulir, sebenarnya SAF tidak lebih baik dari Sriwijaya.
Sebab, mereka harus play off untuk langsung masuk babak utama (32 besar). Lawan mereka saat itu adalah PSMS Medan, yang juga wakil Indonesia. SAF akhirnya menang 2-1.
Sharjah pun tidak sebagus Sriwijaya awalnya. Tim asuhan Toni Oliviera (Portugal), juga harus play off. Tapi, Abdullah Suail dll akhirnya lolos babak utara setelah mengalahkan wakil India, Dempo FC dengan skor telak 3-0. “Tapi, saya lega dan merasa sangat puas,” lanjutnya.
Dia merasa dapat kepuasan lain. Menurut pelatih 42 tahun, dia telah memberikan pengalaman internasional pada anak-anak asuhnya. Bahkan, kepada pemain cadangan juga.
Contohnya Amirul Mukminin, yang tampil sejak menit ke- 87 saat lawan Gamba tadi malam. Pemain asli Palembang, menggantikan Christian Worabay. Pemain cadangan lain yang tampil adalah Syafruddin, Dia justru jadi starter sejak awal babak pertama.
Tapi menit ke-69, dia harus digantikan M Nasuha. Pemain cadangan lain yang tampil adalah Alamsyah Nasution. Bahkan, dia tampil full tim. “Saya tidak menganggap mereka sebagai pemain cadangan. Tapi, jujur saya memang memberi pengalaman internasional pada mereka,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Anda