
PALEMBANG - Sriwijaya FC (SFC) benar-benar hancur lebur. Kekalahan 0-3 (0-2) dari Gamba Osaka tadi malam (21/4) di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), membuat Laskar Wong Kito--julukan Sriwijaya FC--makin merana di pentas Liga Champion Asia (LCA) grup F. Sisa dua laga lawan Seoul FC (Korsel) 5 Mei 2009 dan lawan Shandong Luneng (Cina) 20 Mei 2009 mendatang, tak cukup membantu. Tim berjuluk Laskar Wong Kito sudah dipastikan gagal melaju ke fase 16 besar (babak ke-2).“Kami terlalu banyak membuat offside system. Itu justru kesalahan besar bagi kami. Sebaliknya, Gamba justru merasa beruntung,” terang Coach Sriwijaya Rahmad Darmawan.Ini kekalahan ke-4 yang diderita Isnan Ali dkk. Sebelumnya, tim berdiri sejak 2004 juga menelan tiga kekalahan. Yaitu 0-5 saat away lawan Gamba (8/4), away 0-5 dari Shandong Luneng (17/3), serta home 2-4 dari Seoul FC (10/3).
Dampaknya, tim yang 2007 lalu meraih double winners makin terpuruk di dasar klasemen sementara. Tak ada poin yang mereka dapat. Sebaliknya, Gamba sudah memastikan diri lolos fase 16 besar. Tim asuhan Akira Nishino (Jepang), meraup 12 poin.
Satu tiket lagi akan diperebutkan antara Shandong dan Seoul. Namun, peluang paling besar untuk lolos adalah Shandong. Sebab, disaat bersamaam, Kim Chi-Goon dkk bermain imbang 1-1 dengan Shandong di stadion Seoul. Mereka mengemas 7 poin. Sementara, Seoul 4 poin.
“Kesempatan sudah tertutup. Itulah akhir perjuangan kami di LCA. Saya harap, ada hikmahnya untuk Sriwijaya ke depan nanti,” lanjut pelatih 42 tahun.
Gamba benar-benar pesta di Jakabaring. Striker Leandro Montera da Silva, mengawali pesta tersebut di menit ke-28. Bahkan, Gamba makin menunjukkan kelasnya setelah terjadi gol kedua via Hasato Sasaki di injury time babak pertama (45+1). Aksi tendangan first time Cho Jae-Jin menit ke-75, memperlengkap pesta para Samurai dari Negeri Matahari Terbit.
Sriwijaya minim peluang. Serangan yang mereka bangun, mudah dipatahkan juara LCA dan peringkat III FIFA World Club 2008 lalu. Namun, Laskar Wong Kito nyaris membuat gol.
Di antaranya aksi solo run Ngon a Djam menit ke-17. Sayang, tendangan datarnya dipatahkan kiper Gamba, Naoki Matsuyo. Menit ke-56. Zah Rahan melakukan tendangan spekulatif. Tapi, melenceng tipis di atas mistar gawang Naoki.
Terbaik dilakukan Christian Worabay menit ke-77. Dia tinggal berhadapan dengan Naoki. Namun, dewi fortuna tidak berpihak. Tendangan Worabay, justru melenceng.
“Kami menggunakan skema 3-5-2 di laga ini. Sangat tidak lumrah seperti yang saya terapkan selama ini. Namun, meski kami akhirnya kalah, tapi saya tidak ragu untuk menggunakannya di kompetisi domestik (Liga dan Copa, red),” pungkasnya.
Sementara, Gamba makin opmismistis. Tim berdiri sejak 1980 merasa yakin bisa mempertahankan gelar yang sama. Lolos fase 16 besar menurut Akira adalah awal perjuangan tersebut.
“Terlalu dini untuk merasa puas. Setidaknya ada 16 laga yang mesti kami jalani kalau berpikir mau jadi juara. Sekarang, kami menikmati hasil yang kami raih lebih dulu,” terang Akira.
Skor 3-0 memang sedikit melenceng dari target awal. Laga lawan Sriwijaya ini, Yasuhito Endo dkk justru bertekad membuat skor yang sama saat di Osaka, 5-0. Namun, mereka maklum bahwa Sriwijaya bermain home dan didukung ribuan suporter. “Skor berapapun tidak jadi soal. Yang penting hasil pertandingan ini kami bisa menang,” pungkas pelatih terbaik versi AFC edisi 2008 lalu. (mg2)
sumber : sumeks
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Anda