Namun, yang terjadi di atas lapangan ternyata beda. Charis Yulianto dkk mampu memberikan perlawanan. Memang, Australia tidak tampil dengan pasukan utama. Mereka datang dengan materi pemain domestik, tanpa bintang-bintang yang berlaga di Eropa. Bahkan, tuan rumah lebih mendominasi pertarungan dan menciptakan banyak peluang.
Tercatat ada lima peluang emas yang diciptakan Indonesia. Yang pertama diperoleh Firman Utina saat pertandingan baru berjalan tujuh menit. Kemudian peluang yang didapatkan Talaohu Abdul Musafri dan Boaz Solossa pada pertengahan babak pertama.
Budi Sudarsono bahkan memilki dua kesempatan emas mencetak gol. Namun, semua peluang tersebut gagal membuahkan hasil. Di sisi lain, Australia beberapa kali mengejutkan pertahanan Indonesia. Tapi, lagi-lagi tak ada satu gol pun yang bersarang ke gawang Markus Horison. “Kami sebenarnya ingin menang. Tapi, hasil seri ini sudah cukup bagus. Apalagi lawan kami adalah Australia. Mereka sendiri juga bermain bagus,’’ kata Bendol, sapaan akrab Benny Dolo, pelatih Indonesia.
Meski begitu, Bendol tetap menyayangkan kegagalan anak asuhnya mencetak gol. Padahal, peluang yang diciptakan cukup banyak. “Seharusnya memang kami mendapatkan gol. Namun, saya tetap senang dengan hasil ini. Anak-anak sudah bermain lebih bagus dibanding lawan Oman,” katanya.
Sementara itu, kubu Australia memuji ketangguhan pasukan Merah Putih. Tidak hanya saat menyerang, tapi juga bertahan. “Kami mampu menciptakan beberapa peluang. Kami tidak pantas kalah, mereka pun sama. Saya rasa hasil imbang ini sudah adil bagi kedua tim,” tutur Pim Verbeek, pelatih Australia yang harus duduk di tribun penonton karena skorsing.
Bepe pun Sempat Diparkir
Benny Dolo membuktikan janjinya. Arsitek timnas Indonesia itu benar-benar melakukan perubahan strategi pada laga melawan Australia tadi malam. Salah satu perubahan itu adalah keputusan Bendol – sapaan akrab Benny Dolo – memarkir penyerang utama Indonesia Bambang Pamungkas.
Sebagai gantinya, Bendol memilih penyerang Persiba Balikpapan Talaohu Abdul Musafri sebagai starter. Musafri turun mengisi trisula lini depan Indonesia bersama Budi Sudarsono dan Boaz Solossa.
Keputusan Bendol itu memang di luar kebiasaan. Sebab, selama ini Bambang selalu mendapat tempat utama di lini depan skuad Merah Putih. Tidak hanya di era Bendol, tapi juga saat pelatih sebelumnya. Bepe – sapaan akrab Bambang Pamungkas -hanya sekali duduk di bangku cadangan. Yakni, ketika Indonesia meladeni Thailand pada laga kedua semifinal Piala AFF 2008 lalu.
Bendol tampak tidak menyesali pilihannya itu. “Saya memang memainkan pemain yang kondisinya terbaik. Mereka yang turun sejak awal mampu tampil bagus,” katanya.
Kendati begitu, Bendol tetap tidak berani mempertahakan komposisi lini depannya hingga akhir pertandingan. Bepe akhirnya dimasukkan pada menit ke-70. Pemain Persija Jakarta itu masuk menggantikan Boaz Solossa.
Sebelum memasukkan Bepe, Bendol lebih dulu memasukkan Ellie Aiboy yang menggantikan Musafri pada menit ke-63. “Saya harus melakukan pergantian. Sebab, meski para pemain depan yang saya turun di menit awal bermain bagus, mereka tidak juga bisa mencetak gol,” kilahnya.(fim/ca)
Sumber : Sumeks
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Anda