About Me

Dapatkan berbagai Informasi menarik Disini dari berbagai sumber terpecaya

Get The Latest News

Sign up to receive latest news

Saturday, July 4, 2009

Lampu Pijar Punah 5 Tahun Lagi!


Jakarta – Konstribusi penjualan lampu pijar saat ini tinggal 10% dan permintaan hanya di pedesan saja. Dalam lima tahun, lampu pijar bisa hilang dan digantikan dengan LHE (lampu hemat energi). Sayangnya lampu LHE harganya tidak jadi murah.


Marketing Manager Consumer Channel PT Philips Indonesia Dedy Bagus Pramono mengatakan pasar lampu pijar terus turun. Pasarnya terus mengecil, dan sumbangan penjualannya hanya berkisar 10%-20%.



Tapi lampu pijar (bohlam) terus diproduksi karena pasar terutama di pedesaan masih membutuhkan. Selain itu pabrik Philips di Surabaya juga melayani ekspor ke Eropa dan Amerika. Dedy memperkirakaan dalam lima tahun ke depan, lampu pijar akan digantikan dengan LHE (lampu hemat energi).


“Tapi dalam 2-3 tahun ke depan, permintaan lampu pijar akan terus turun sangat signifikan,” katanya di Jakarta.


Saat ini harga lampu LHE tiga hingga empat kali lebih mahal dari lampu pijar. Meskipun pasar lampu pijar habis, bukan berarti harga lampu LHE akan turun sejajar dengan lampu pijar. Karena LHE memiliki keuntungan lebih besar dari lampu pijar.


Dalam perhitungan Philips, penggunaan lampu LHE bisa kembali modal dalam tiga bulan. Harga lampu LHE meskipun lebih mahal, tapi konsumen mendapatkan manfaat dari penghematan listrik, sehingga operasionalnya menjadi lebih murah.


Permintaan lampu pijar di wilayah pedesan masih kuat. Oleh karena itu, untuk sosialisasi lampu hemat energi kata Dedy harus dimulai mengenalkan lampu LHE ber-watt kecil, 3-5 watt. Meskipun watt rendah, lampu ini setara dengan lampu pijar 15 watt dan 25 watt.


Berdasarkan data penelitian, sekitar 60 persen penduduk Indonesia tinggal di perkampungan. Dari angka itu, lebih dari 50 persen masih menggunakan lampu non LHE.


Sementara penjualan lampu LHE terus naik drastis. Seperti Philips menargetkan penjualan LHE terus naik setiap tahun dua kali lipat dari GDP. Sementara konsumen kurang memperhitungkan faktor harga dalam memilih lampu hemat energi.


Berdasarkan penelitian Philips, orang Indonesia membeli lampu karena mempertimbangkan empat hal. Pertama melihat kualitas, umur lampu dan kualitas cahaya. “Baru setelah itu konsumen mempertimbangkan soal harga, jadi harga ini pertimbangan ke sekian,” kata Deddy.


Sementara lampu LHE bisa untuk berbagai keperluan mulai rumah tangga, kantor, pertokoan, dan jalan. Philips mengklaim menguasan pasar sebesar 50% dengan terbesar dari rumah tangga sebesar 60%. Sementara lampu LHE yang paling laris dibeli konsumen adalah 14-18 watt.



Dari segi penggunaan, lampu hemat energi mampu bertahan selama 6.000 jam untuk penggunaan rata-rata. Dengan tingkat keawetan sepanjang itu, lampu LHE mampu bertahan selama 7 sampai 8 tahun.


Sementara Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia mencatat produsen lampu pijar nasional tengah mengalihkan produksinya ke pasar ekspor, menyusul permintaan dalam negeri yang mulai melemah. Sebagian besar produk lampu pijar diekspor ke Timur Tengah karena wilayah itu tidak mengalami masalah kekurangan energi. [P1]





sumber : inilah

Artikel Terkait



0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan Pesan Anda