About Me

Dapatkan berbagai Informasi menarik Disini dari berbagai sumber terpecaya

Get The Latest News

Sign up to receive latest news

Sunday, April 12, 2009

Tak Sedikit yang Kecewa


JAKARTA - Ada yang diuntungkan, adapula yang merasa dirugikan. Begitulah reaksi klub-klub atas terbitnya jadwal sentralisasi 36 pertandingan Indonesia Super League (ISL) pada 17 April hingga 5 Mei. Mereka yang untung tentu saja tiga tim yang menjadi tuan rumah sentralisasi. Persik Kediri, Arema Malang, dan Persela Lamongan.
       Sedang yang merasa dirugikan jumlahnya tidaklah sedikit. Klub yang berada di barisan itu seperti Persiba Balikpapan, PKT Bontang, PSM Makassar, Delta Putra Sidoarjo (Deltras), atau PSIS Semarang.
       "Bukannya kami menentang keputusan BLI (Badan Liga Sepak Bola Indonesia, red). Sebab, kami paham kesulitan mereka. Tapi, dari jadwal yang mereka rilis, tentu ini terasa seperti dagelan," ujar Daniel Roekito, panasihat teknis Persiba.
Daniel berkomentar seperti itu lantaran kecewa dengan penjadwalan dua laga home Persiba. Yakni ketika menjamu Arema Malang dan Persik Kediri. Di jadwal sentralisasi, Persiba diharuskan menjadi taun rumah di kandang dua tim Jawa Timur tersebut.
     Pada 19 April, mereka menjamu Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sedang 22 April, Persiba ditantang Persik di Stadion Brawijaya, Kediri. Kondisi yang sama dialami PKT. Ketika menyandang status home saat bersua Arema dan Persik, PKT harus menjalani laga tersebut di kandang dua tim tersebut.
      "Kami jelas kecewa. Harusnya BLI menentukan di tempat yang netral. Misal lawan Arema di Kediri dan melawan Persik di Malang," kata Fachri Husaini, arsirtek PKT.
      "Seharusnya dijadwalkan di tempat yang netral. Kalau tidak bisa menukar antara Malang dan Kediri, kan masih ada Lamongan. Ingat, di bagian dunia manapun, bermain di kandang itu menguntungkan," imbuh Daniel.
        Nada kecewa juga meluncur dari PSM. Mereka cukup keberatan dengan jadwal home mereka melawan Arema yang harus dimainkan di Stadion Kanjuruhan. Bagi PSM, hal itu kurang fair. Sebab, status mereka layaknya bermain tandang.
       "Kami tidak masalah dengan adanya sentralisasi. Tapi, seharusnya jadwal home kami tidak dimainkan di kandang lawan. Harusnya di tempat netral. Kendati di tempat itu nantinya suporter lawan lebih banyak. Namun bagi kami itu lebih fair," sebut Hanafing, pelatih PSM.
       Kendati begitu, mereka tetap berusaha legowo, jika BLI tetap menerapkan jadwal tersebut. "Kalau itu sudah menjadi keputusan, tentu kami harus mengikutinya," tutur Daniel. "Bagaimanapun juga yang terpenting adalah kompetisi selesai tepat waktu," imbuh Hanafing. (fim)



sumber : sumeks

Artikel Terkait



0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan Pesan Anda