About Me

Dapatkan berbagai Informasi menarik Disini dari berbagai sumber terpecaya

Get The Latest News

Sign up to receive latest news

Tuesday, January 19, 2010

| 0 comments |

Mengapa Kita Berhenti Bertumbuh?

Rata-rata bayi mempunyai tinggi kira-kira satu kaki, delapan inci pada waktu dilahirkan. Dalam waktu 20 tahun berikutnya, manusia berkembang tiga kali lipat dari panjang tubuh ketika ia dilahirkan dan mencapai tinggi rata-rata sekitar lima kaki delapan inci.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFmQQuNIJVhi8YTA4Q95_HqqiHj-mCXL7acaJYwyqqvF6mmXH_BcE1GUPpnLeOORBj56jG22AnFCwcrIPqEBeKFATOjcB1THbZATuxLJtq8xizjzymWp96KAbO-7rZ7dnD2TWO5Bl-EtM/s400/2-11a.jpg


Mengapa manusia tidak terus bertumbuh? Apa yang membuat tubuh berhenti bertambah besar? Di dalam tubuh terdapat sistem kelenjar-kelenjar yang dinamakan kelenjar-kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan tubuh kita.




Kelenjar-kelenjar endokrin adalah: kelenjar tiroid (kelenjar gondok) di leher, kelenjar di bawah otak yang menempel pada otak, kelenjar timus yang terdapat di dalam dada, dan kelenjar kelamin. Kelenjar di bawah otak adalah kelenjar yang merangsang pertumbuhan tulang-tulang kita.


Jika kelenjar itu terlalu banyak bekerja, lengan dan kaki kita tumbuh terlalu panjang serta tangan dan kaki kita menjadi terlalu besar. Jika kelenjar tidak bekerja cukup keras, kita mungkin akan tumbuh sebagai orang kerdil.



Seorang anak dilahirkan dengan kelenjar timus yang besar dan kelenjar itu tetap menjadi semakin besar selama masa kanak-kanak. Ketika seorang anak mencapai usia 13 atau 14 tahun, kelenjar timus mulai menyusut.


Kelenjar timus dan kelenjar kelamin mungkin mempunyai hubungan tertentu. Selama kelenjar timus bekerja, kelenjar-kelenjar kelamin tetap kecil. Pada waktu kelenjar-kelenjar kelamin berkembang, kelenjar timus berhenti bekertja. Inilah sebabnya mengapa ketika seseorang menjadi dewasa secara seksual pada usia kira-kira 22 tahun, ia akan berhenti bertumbuh!



Kadang-kadang kelenjar-kelenjar kelamin terlalu cepat berkembang dan menghambat pertumbuhan kelenjar timus lebih cepat. Hal ini sering kali membuat seseorang mempunyai tinggi badan di bawah rata-rata.


Karena kaki kita bertumbuh lebih lambat dan lebih dari bagian-bagian tubuh lainnya, perkembangan awal ini membuat kaki menjadi pendek. Itulah sebabnya mengapa orang-orang berkembang terlalu cepat sering kali bertumbuh pendek dan gemuk. Napoleon adalah contoh dari jenis orang ini.



Jika kelenjar-kelenjar kelamin berkembang terlalu lambat, kelenjar timus tetap bekerja dan orang itu menjadi lebih tinggi dari ukuran tinggi rata-rata. Sebenarnya, kita tetap bertumbuh sedikit bahkan setelah mencapai usia 25 tahun, dan kita mencapai tinggi maksimum kira-kira pada usia 35 atau 40 tahun.



Setelah itu tubuh kita menyusut kira-kira setengah inci setiap 10 tahun sekali! Alasan untuk ini adalah mengeringnya tulang-tulang rawan di dalam sendi-sendi kita dan di dalam tulang belakang pada waktu kita bertambah tua.


Sumber :

aku-ingin-tahu.blogspot.com


»»  read more

Inilah sebuah curhatan Pemain Timnas Indonesia.... Mengharukan!!

Ketika Timnas mengalami kekalahan para supporter Indonesia akan terus bertanya “kapan menangnya yah??”


Ketika seorang pemain Timnas bermain buruk mereka akan mencaci si pemain tersebut

Dan Ketika Timnas tak jua meraih kemenangan mereka akan berteriak buabarkan saja Timnas…

Padahal mereka telah berjuang keras untuk meraih kemenangan.

Simak aja curhatan seorang pemain Timnas kita yang terkenal dengan panggilan Bepe





Curhatan Bepe



Serdadu Dan Narapidana




Sebagai pemain sepakbola nasional, saya atau kami lebih tepatnya banyak menghabiskan waktu di luar kota bahkan di luar negeri. Berbeda dengan ketika kita berada di klub, di Tim Nasional jadwal kami sangat ketat dan teratur. Semua pemain harus bermalam di asrama baik di Jakarta atau di kota mana pun kami berada. Sehingga secara otomatis kami kurang mempunyai waktu untuk bertemu dengan keluarga. Kami hanya akan bertemu keluarga jika mereka datang berkunjung di waktu siang, itu pun waktunya terbatas karena kami harus istirahat untuk berlatih kembali di sore harinya. Apalagi jika kami harus melakukan lawatan atau TC ke luar negeri, kadang memakan waktu 2 minggu atau bahkan 1 bulan. Sehingga secara psikologis hal tersebut sedikit banyak mengganggu psikologis kami, terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga…



Saya teringat ketika suatu siang, kami berada di Oman bersama Tim Nasional. Suatu sore teman sekamar saya, Ponaryo Astaman terlihat gelisah. Beberapa kali dia berbicara dengan istrinya melalui telepon, dari nada bicaranya nampaknya hal tersebut sangat serius. Singkat cerita, ternyata anak Ponaryo sedang demam tinggi di Jakarta. Sebagai seorang ayah tentu sangat wajar jika dia sangat gelisah, akan tetapi apa yang dia bisa perbuat saat ini. Jarak yang sangat jauh membuat dia hanya bisa memantau melalui telepon. Mungkin lain cerita jika saat anaknya demam dia sedang berada di rumah, tentu dia mampu melakukan sesuatu untuk kesembuhan anaknya atau setidaknya secara psikologis keberadaan seorang ayah akan mampu menjadi obat kepada buah hatinya…



Cerita yang lain datang dari Firman Utina, suatu siang di Myanmar ketika saya, Aliyudin, Charis dan Ismed sedang bermain domino di kamar saya, tiba-tiba Firman masuk dan bekata “Sialan, anak gue ngga mau ngomong sama gue sekarang”, “Loh kenapa Man…??” sahut Ismed, “Iya, katanya papa tukang bohong, katanya besok pulang tapi ko ngga pulang-pulang, mau nangis gue dengernya”, jelas Firman…



Setali tiga uang dengan diri saya. Suatu saat ketika saya baru pulang dari lawatan bersama Tim Nasional selama 2 minggu di Oman, saya pernah mengalami kejadian yang membuat saya meneteskan air mata. Saat itu sepulang dari Oman, kami hanya diberi waktu 24 jam untuk bertemu keluarga, karena 5 hari kemudian kami akan berhadapan dengan Australia di Jakarta.



Waktu yang singkat itu betul-betul saya habiskan bersama keluarga saya, ternyata 24 jam adalah waktu yang teramat sangat singkat. Keesokan harinya saya harus kembali bergabung di Hotel Sultan dimana Tim Nasional melakukan pemusatan latihan, selama dalam perjalanan anak saya yang paling kecil Syaura duduk di pangkuan saya, dan keliatan sekali jika dia tidak ingin lepas dari saya saat itu. Saat mobil mulai saya memasuki parkiran hotel dan pada akhirnya berhenti, saya pun mulai memindahkan Syaura ke pangkuan istri saya…



Saat itu Syaura bertanya “Pipi mau kemana..??”, Saya pun menjawab “Pipi Gol dulu ya, nanti malam Pipi pulang ya..” Tanpa menjawab Syaura mulai memeluk istri saya dan terlihat mulai tergenang air di matanya, istri saya pun berkata “Udah pi jalan aja, paling nangis sebentar.” Dengan sedikit berat saya pun mulai turun dari mobil, kaca mobil pun dibuka dan sambil berdiri di pangkuan istri saya, Syaura mulai melambaikan tangan walaupun terlihat dengan sedikit terpaksa. Mobil pun perlahan mulai berjalan dan Syaura pun masih melambaikan tangan dengan posisi badan sedikit menjulur keluar dari kaca pintu mobil…




Tiba-tiba dengan sedikit melompat Syaura berteriak “Pipi ngga boleh gol, pipi ngga boleh gol…!!!” Jika saat itu istri saya tidak sigap, mungkin Syaura sudah terjatuh dari mobil. Melihat kejadian itu secara reflek saya mengejar mobil saya dan memegang anak saya tersebut. Tanpa saya sadari mata saya pun berkaca-kaca, sambil memeluk Syaura saya berkata “Iya, iya pipi ngga gol sayang,” dan Syaura pun menangis di pelukan saya. Ternyata setelah 2 minggu tidak bertemu dengan saya, waktu 24 jam tadi tidak cukup buat Syaura untuk melepas rasa kangennya kepada saya. Lebih mudah bagi saya untuk menjelaskan kepada Salsa dan Abel karena mereka sudah mengerti konsekuensi pekerjaan saya, akan tetapi menjelaskan kepada Syaura terasa sangat berat bagi saya…



Beberapa cerita tadi hanyalah ilustrasi dari beberapa hal yang terjadi di kalangan kami, para pemain nasional. Mungkin hal-hal semacam itu tidak pernah terlintas di benak masyarakat, mungkin masyarakat hanya melihat dari sisi-sisi yang positif saja. Menjadi pemain nasional selalu terlihat enak di mata banyak orang, mereka selalu berpikir jika menjadi pemain nasional, maka kita akan bergelimang fasilitas, sehingga hidup ini akan terasa mudah dan menyenangkan…



Saya tidak pernah memungkiri akan hal tersebut, akan tetapi di sisi lain banyak juga cerita-cerita mengharukan yang terjadi di antara kami, cerita-cerita sentimentil yang lebih tepat jika disebut sebagai pengorbanan kami sebagai pemain nasional. Oleh karena itu jika pada suatu ketika kami dihujat masyarakat, maka terkadang sedikit terlintas perasaan untuk meninggalkan seragam tim nasional dan hanya berkonsentrasi di klub masing-masing saja…



Persepakbolaan kita yang tak kunjung membaik adalah kesalahan kita bersama.

Saya setuju dengan komentar seorang Benny Dollo pada suatu ketika, “Di Indonesia, setiap klub hanya mencari sebuah kemenangan (dengan segala macam cara) tanpa mau meningkatkan kualitas permainan tim itu sendiri”. Mereka bangga hanya dengan memenangkan pertandingan, walau terkadang dengan cara yang tidak fair. Mereka bahkan tidak perduli dengan kualitas permainan tim mereka sendiri…



Masalah akan timbul ketika mereka bergabung dengan Tim Nasional, pemain yang terbiasa dengan suasana Liga Indonesia yang kurang kondusif, akan sulit beradaptasi dengan iklim pertandingan internasional. Parahnya lagi Tim Nasional kita sangat jarang mendapat kesempatan untuk mendapat ujicoba internasional, itu yang membuat Tim Nasional kita selalu gagap dalam setiap partai internasional…




Ini adalah masalah pokok dalam sepakbola kita. Suasana liga yang kompetitif dan kondusif akan bermuara kepada Tim Nasional yang kuat, dan kita tidak mempunyai itu. Satu hal lagi yang selama ini kita lupa, regenerasi pemain kita tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena terlalu banyaknya pemain asing di setiap klub. Seharusnya 3 pemain asing dalam setiap klub sudah sangat ideal menurut saya. Di saat negara lain sudah memakai pemain berusia muda di Tim Nasional senior mereka, kita masih menggunakan tentara-tentara lama…



Bagaimana para pemain muda kita dapat berkembang jika mereka tidak mendapat kesempatan yang cukup di klub masing-masing. Ini yang luput dari radar para pengurus PSSI. Para pemain senior kita mungkin masih dapat dipergunakan, akan tetapi mereka juga butuh pelapis. Di samping untuk alasan regenerasi, hal tersebut juga akan berguna sebagai tekanan kepada para pemain senior, artinya setiap saat posisi mereka bisa tergeser. Untuk para junior, mereka juga bisa mulai belajar mendapatkan atmosfer sebuah laga internasional yang nantinya pasti sangat berguna untuk mereka. Itu baru sebuah iklim persaingan yang positif untuk kebaikan bersama..



Mengapa saya ibaratkan diri kami “Serdadu dan Narapidana”. (Serdadu) Karena kami adalah tentara paling depan yang berjuang untuk membela nama persepakbolaan Indonesia, walaupun dengan persenjataan yang minim (karena sistem iklim kompetisi yang sangat kurang kondusif). Dan ketika kami gagal, masyarakat tidak akan pernah mau tahu alasan apapun, mereka hanya tahu kami adalah para pesakitan perang yang pantas dicaci-maki tanpa mau tahu titik permasalahan yang sebenarnya, seperti seorang narapidana yang diseret ke terali besi..



Bagi kami para pemain mungkin hal tersebut sudah menjadi sebuah konsekuensi yang kami sudah perkirakan sebelumnya. Akan tetapi terkadang, bagi keluarga kami hal tersebut sedikit sulit diterima dan terkadang menimbulkan rasa frustasi…



Apapun keadaannya, saya sangat mengecam para pemain yang tidak berani datang, sengaja cedera atau menghindar dari kewajiban membela Tim Nasional Indonesia. Di negara maju, mereka rela melakukan apapun agar mendapatkan kesempatan bermain untuk negara mereka, karena itu adalah sebuah kebanggan dan tanggung jawab. Sedangkan di negara kita kesadaran itu masih sangat kurang. Di mata saya mereka adalah para “Pengecut”…



Sebagai “Serdadu maupun Narapida”, sejujurnya kami tidak pernah peduli. Apapun itu, kami tetap bangga menjadi pemain nasional, kami akan selalu bangga berjuang membela nama negara kami. Sebuah semboyan yang akan selalu kami ingat adalah “Bermainlah untuk dirimu, orang-orang yang kamu cintai(keluarga) dan lambang garuda di dadamu (Rakyat Indonesia)"




Sumber : kaskus http://bambangpamungkas20.com/bepe/?p=230



Mulai sekarang janganlah kita salahkan para pemain, tp kita salahkan pengurus PSSI kita.


»»  read more

Tahukah Anda Cara Mengetest Jantung Sehat ?

Untuk mengetahui kerja jantung masih bagus atau tidak, peneliti punya tips mudah yaitu cukup dengan menyentuh ujung jari kaki. Jika tubuh Anda masih fleksibel untuk meraih jari kaki, berarti jantung Anda masih cukup sehat.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj61D9Zi9tiU1WXZfAN-3YUZIT0EdVWSN7kqIOQB9hmXXgDeg0InEut9Bsx0qLtG_EF0V9fBPCwiDlLEi5djHy298yd7JjhFDSQe7buLxWih6JSHlMECux7TxPyORQDDUaf3wllgiV-ONI/s320/tes_jantung.jpg



Dalam jurnal Heart and Circulatory Physiology disebutkan bahwa dengan mengetes salah satu elemen tubuh (jari kaki), seseorang bisa tahu jantungnya masih sehat atau tidak, bahkan di tengah-tengah liburan sekalipun.




Caranya mudah, cukup dengan duduk di lantai dengan kaki diluruskan ke depan dan jari kaki mengarah ke atas. Setelah itu cobalah menjangkau dan menyentuh ujung jari kaki dengan tangan. Jika Anda cukup fleksibel untuk menyentuh jari kaki artinya jantung Anda masih sehat dan fleksibel juga.



Dalam studinya, peneliti dari University of North Texas dan beberapa peneliti Jepang merekrut 526 partisipan antara umur 20 hingga 83 tahun. Partisipan kemudian mengikuti tes fleksibilitas tubuh sambil diukur tekanan darah, pembuluh arteri dan aktivitas jantungnya.



Hasilnya, peneliti menemukan korelasi antara tubuh yang tidak fleksibel dengan pembuluh arteri yang tidak fleksibel, terutama pada partisipan di atas umur 40 tahun.



Mereka yang gagal dalam tes fleksibilitas tubuh dan gagal mencapai ujung jari kaki ternyata memiliki pembuluh darah yang kaku, dan artinya kemampuan jantung menjadi kurang baik, efisien dan risiko penyakit jantung pun meningkat.



Peneliti Jepang Dr Yamamoto mengatakan, meski teori antara hubungan otot punggung dan kaki dengan otot di dekat jantung masih samar-samar, tapi dengan adanya studi ini cukup membantu.



Kekakuan otot punggung, kaki dan pembuluh jantung yang saling berhubungan tersebut dikarenakan komposisi kolagennya yang sama.




"Jika Anda bisa menyentuh jari kaki saat duduk lurus, jantung Anda berarti masih cukup baik. Tapi jika tidak bisa, mungkin Anda perlu mendatangi kardiolog," ujar Dr Yamamoto, seorang peneliti Jepang seperti dikutip dari New York Times.



Namun Yamamoto menyebutkan tidak selamanya otot kaku adalah pertanda penyakit jantung, hanya mungkin jantungnya kurang fit dan sehat saja dari yang seharusnya.



Sumber :

jekethek.blogspot.com


»»  read more

Thursday, January 14, 2010

Bambang Pamungkas Pun Mengkritik Nurdin !


Jakarta - Atas sejumlah kegagalan timnas Indonesia, Nurdin Halid mengeluhkan jeleknya penampilan pemain-pemain 'Merah-Putih'. Namun, akibat komentarnya tersebut, kini gantian dirinya yang dikritik.

Kegagalan melangkah ke Piala Asia 2011 menjadi cerita pahit teranyar yang dialami  timnas Indonesia. Mengingat 'Pasukan Merah Putih' selalu berhasil lolos ke turnamen tersebut sejak 1996, apa yang dialami skuad besutan Benny Dollo kali ini memang menjadi sebuah sorotan besar.

Nurdin selaku Ketua Umum PSSI pun terus mendapat kritikan karena tak kunjung menelurkan prestasi yang bisa dibanggakan. Bahkan tak terhitung berapa kali Nurdin didesak mundur, dan ia selalu bergeming di tempatnya.

Namun demikian, atas kegagalan tersebut di atas dia malah berkilah dengan mengatakan bahwa permasalahan terbesar timnas terletak pada pemainnya. Ia menyebut, siapa pun pelatihnya, jika timnas masih diisi oleh pemain-pemain seperti saat ini maka kesuksesan amat sulit untuk dicapai.

"Siapapun pelatihnya, siapapun ketua BTN (Badan Tim Nasional) atau direktur teknisnya, kalau pemain timnas masih seperti sekarang, tak akan pernah sukses," cetus Nurdin, Rabu (13/1/2010).

Keluhan Nurdin tersebut pun mendapatkan tanggapan. Sebagai salah satu punggawa timnas, Bambang Pamungkas mengkritik pria asal Bone itu lantaran mengeluarkan komentar tanpa berbicara dahulu dengan para pemain.

"Bapak Nurdin Halid yang terhormat, alangkah lebih bijaksananya jika bapak berbicara dengan kami terlebih dahulu, sebelum bapak berbicara ke media," demikian tulis Bepe dalam akun Twitter miliknya.

Lebih lanjut lagi, penyerang Persija Jakarta itu juga menulis bahwa timnas Indonesia memang bukan timnas Inggris yang memiliki bintang-bintang seperti Wayne Rooney atau Frank Lampard.

"Andaikan kita punya Rooney, Lampard, (Jermain) Defoe, (Steven) Gerrard, (Ashley) Cole, (David) Beckham, (John) Terry dan (David) James, pasti namanya bukan lagi timnas Indonesia, tetapi timnas Inggris."

Selain mengeluhkan soal komposisi pemain yang ada saat ini, Nurdin juga membuka wacana untuk memasukkan pemain lokal keturunan yang bermain di luar negeri. Namun demikian, ia menanyakan apakah memang masyarakat kita tak akan protes jika benar para pemain itu mengenakan kostum Merah Putih?

"Ini ide yang sangat bagus, masalahnya apakah bangsa ini mau menerima atau tidak? Sepakbola lain dengan bulutangkis, di sini lebih sensitif kalau soal sepakbola," lugasnya.

( roz / din )



sumber :detik


»»  read more

Monday, January 11, 2010

| 0 comments |

Tempat di Indonesia Yang Mirip Di Luar Negeri



Serasa melintas di negara bagian US ya, BUKAN ini Jembatan Suramadu





Mirip Kota Gaza ? BUKAN ini Medan





Singapore ? BUKAN ini Gramedia Surabaya






Mirip Monaco ? BUKAN ini di Bunaken





Jalan di Afrika ? BUKAN ini di Gunung Kidul





Bandara di Eropa ? BUKAN ini Bandara Sultan Hasanuddin Makassar





New Zeland ? BUKAN ini Pulau Komodo






Pedestrian di US ? BUKAN ini di Makassar





Shanghai ? BUKAN ini Mangga Dua





Shanghai v2 ? BUKAN ini Kya-Kya (tq to tassa)





Serasa di US ? BUKAN ini Jembatan Barito (tq to amatbanjar)






Midnight di Hongkong ? BUKAN ini Thamrin





Paris ? BUKAN ini Lapangan Banteng



sumber


»»  read more

desain unik HP di masa depan

Weather Cell Phone Concept

Ponsel ini didesain oleh Song Seunghan, dapat mendeteksi secara akurat dan menggambarkan kondisi cuaca saat ini.



Mobile Script Cell Phone Concept

Dirancang oleh Aleksander Mukomelov, ponsel ini hadir dengan layar sentuh besar, yang terletak di dalam telepon.



Projector Cell Phone Concept

Ponsel tipis yang dilengkapi dengan layar yang berputar dengan built-in projector; yang ideal untuk orang yg sering presentasi



Alarm Clock Cell Phone Concept

WakeUpPhone terlihat dan berfungsi seperti jam alarm yang akan membangunkan Anda di pagi hari.



Pen Cell Phone Concept

Target daerah berbentuk di atas dan bawah adalah lubang suara dan penerima



Edge Cell Phone Concept

Dirancang oleh Chris Owens, ponsel transparan yg ditepi tombol touchscreennya diterangi oleh lampu LED internal




Grass Cell Phone Concept

Dirancang hanya utk 2 tahun pemakaian, setelah itu... ponsel ini akan hancur dengan sendirinya

Konsepnya Go Green.. krn ngga bakal penuh2in sampah elektronik



Mechanical Cell Phone Concept

Ponsel dirancang oleh Mikhail Stawsky, yg unik adalah cara rechared nya, yaitu cukup diputar2 dengan jari



Ear Cell Phone Concept

Ponsel yang cukup di letakkan di telinga



Flexible Cell Phone Concept

Ponsel gelang, ponsel ini dirancang oleh Shirley A. Roberts.




sumber : kaskus



»»  read more

Ini Dia...Robot Seks Pertama di Dunia

This summary is not available. Please click here to view the post.
»»  read more

| 0 comments |

Foto Penjara Mewah Ayin a.k.a Artalyta Suryani

Apakah ini yang disebut penjara ?








Kayaknya Ini cuma pindah tidur aja ...


sumber : kaskus



»»  read more

Friday, December 18, 2009

Akhirnya Irfan Bachdim Akan Bermain di Klub Indonesia


Secara eksklusif kepada GOAL.com, Irfan Bachdim pernah menyebutkan keinginannya untuk membela tim nasional Indonesia. Beberapa bulan berlalu, namun niatnya tak kunjung terwujud.

Baru-baru ini, tersiar kabar yang menyebutkan, gelandang keturunan Indonesia yang pernah memperkuat FC Utrecht di Eredivisie Belanda itu akan berlabuh ke Indonesia.

Fardy Bachdim, kakak kandung sekaligus agennya Irfan, membenarkan adanya isu tersebut. Melalui percakapan di Skype dengan pimpinan redaksi GOAL.com Indonesia Bima Prameswara Said, Fardy membeberkan segala hal di balik rencana adiknya itu.

"Benar, kalau tidak tanggal 6, tanggal 9 Januari dia ke Indonesia," kata Fardy.

"Irfan akan diuji beberapa klub, di Bandung dan Jakarta. Di Bandung ada... eh... Persib, dan di Jakarta... Persija.

"Persib sudah konfirm akan tes Irfan. Kami belum ada kontak yang pasti dengan Persija, jadi saya belum yakin."

Tergantung kebijakan klub, Fardy menambahkan, Irfan kemungkinan besar akan training dengan Persib pada minggu kedua Januari 2010.
Keputusan untuk melirik kompetisi Superliga Indonesia disebabkan merosotnya permainan Irfan selama beberapa tahun terakhir. Pemain kelahiran 11 Agustus 1988 itu tak sepenuhnya beruntung di Belanda.

Jebolan tim junior Ajax Amsterdam itu pernah bergabung ke pelatnas Indonesia U-23 menjelang Asian Games 2006 Qatar. Sayangnya lantaran masih cedera, Irfan gagal menunjukkan performa terbaiknya.

Kemudian pada Juli lalu, kontrak Irfan di FC Utrecht tidak diperpanjang, dan akibatnya ia terpaksa mengadu nasib ke klub yang berada di kompetisi satu level lebih rendah, tepatnya dengan HFC Haarlem di Eerste Divisie.

Bersama Haarlem, Irfan lebih banyak dilibatkan dalam skuad inti, bahkan menyumbang satu gol dari 13 kali bertanding. Sayangnya lagi, Haarlem mengalami krisis keuangan, sehingga gaji pemain pun terlambat dicairkan. Akibatnya, Haarlem mantap di dasar klasemen Eerste Divisie Belanda.

"Ia tidak senang bermain di Haarlem," lanjut Fardy.

"Mereka tidak membayar gaji dia sebagaimana yang dijanjikan. Hal ini disebabkan kendala finansial klub."

Alhasil, nasib kurang beruntung yang dialami Irfan membuat dirinya mencari peluang lain. Pertimbangan utama adalah merumput di negeri kelahiran sang ayah, Noval Bachdim, yang memiliki saudara-saudara di Jakarta maupun Bandung.

"Tujuan utama adalah mencari petualangan baru dengan mencoba bermain di Indonesia, untuk menambah pengalaman dan karena alasan keluarga," kata Fardy.

"Ia masih muda dan ia butuh pengalaman yang lebih banyak, jadi rencana ini perlu dicoba.

"Apabila gagal di Indonesia, mungkin masih bisa di negara-negara lainnya, seperti Italia atau Australia. Kami sibuk dengan banyak pilihan. Tapi Indonesia adalah pilihan terbaik karena famili."

Masih kata Fardy, pada 6 atau 9 Januari mendatang, ia belum bisa ikut ke Indonesia.

"Irfan akan ditemani ayah [Noval]. Saya akan menyusul apabila Irfan harus menandatangani kontrak.

"Saya pikir dia ingin sekali memperkuat tim nasional Indonesia. Jika dia bermain di liga sana, tentunya peluangnya lebih bagus.

"Saya berharap dan menanti kunjungan ke Indonesia," tandasnya.

sumber : goal


»»  read more