
Menurut Air France, sistem pesawat mengirimkan pesan error secara otomatis pada pukul 02.14 GMT (pukul 09.14 WIB) yang melaporkan gangguan elektronik selama penerbangan.
Pesawat meninggalkan Rio de Janeiro Minggu malam pukul 19.00 atau pukul 22.00 GMT (Senin pukul 05.00 WIB) dan direncanakan mendarat di Bandara Charles de Gaulle, Paris, pukul 11.15 Senin (pukul 16.15 WIB). Tapi, pesawat hilang dari radar sekitar pukul 01.30 kemarin (pukul 08.30 WIB) atau sekitar 3,5 jam setelah terbang.
“Tragedi ini mengagetkan. Kami sempat memiliki harapan. Tapi, saat ini kecil kemungkinan pesawat selamat,” tutur Borloo.
Dari 216 penumpang pesawat, 126 di antaranya pria. Lantas, 82 penumpang wanita, tujuh anak-anak, dan seorang bayi. Belum diungkapkan negara asal atau kewarganegaraan para penumpang. Tapi, lima di antaranya dipastikan berasal dari Italia.
Penerbangan Rio-Paris sejauh 9.145 km (5.282 mil) diperkirakan memakan waktu 10 jam 20 menit. Hampir seluruh waktu penerbangan dihabiskan di atas Lautan Atlantik. Karena itu, AU Brazil mengirim pesawat militernya untuk mencari di perairan sebelah timur Pulau Fernando de Noronha, sekitar 2.400 km timur laut Rio de Janeiro.
Berdasar laporan, pilot pesawat terus melakukan kontak dengan menara kontrol udara ketika berada di atas Atlantik. Melalui radio, pilot dilaporkan terus menjelaskan posisi pesawat setiap 20-30 menit. Tapi, radar hanya menangkap pesawat dalam bentuk garis.
“Segala hal yang berada di sisi lain cakrawala tak bisa terpantau radar. Jadi, begitu Anda jatuh sekitar 200-300 mil dari pantai, radar tak bisa melihat lagi,” tutur David Learmount dari Flight International.
Air France menyebut, anggota keluarga maupun kerabat korban yang menjadi penumpang pesawat saat ini ditempatkan di ruang khusus di Bandara Charles de Gaulle, Paris. Otoritas bandara membuat pusat pemantauan musibah. Sedangkan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy juga telah diberitahu soal musibah tersebut.
Musibah kecelakaan pesawat Air France terakhir kali terjadi pada Juli 2000. Saat itu salah satu pesawat supersonic Concorde maskapai Prancis tersebut jatuh setelah lepas landas dari Bandara Charles de Gaulle, Paris, dalam penerbangan menuju New York, AS. Sebanyak 109 orang tewas, termasuk empat orang di darat.(afp/ap/rtr/dwi)
sumber : sumeks
Pesawat meninggalkan Rio de Janeiro Minggu malam pukul 19.00 atau pukul 22.00 GMT (Senin pukul 05.00 WIB) dan direncanakan mendarat di Bandara Charles de Gaulle, Paris, pukul 11.15 Senin (pukul 16.15 WIB). Tapi, pesawat hilang dari radar sekitar pukul 01.30 kemarin (pukul 08.30 WIB) atau sekitar 3,5 jam setelah terbang.
“Tragedi ini mengagetkan. Kami sempat memiliki harapan. Tapi, saat ini kecil kemungkinan pesawat selamat,” tutur Borloo.
Dari 216 penumpang pesawat, 126 di antaranya pria. Lantas, 82 penumpang wanita, tujuh anak-anak, dan seorang bayi. Belum diungkapkan negara asal atau kewarganegaraan para penumpang. Tapi, lima di antaranya dipastikan berasal dari Italia.
Penerbangan Rio-Paris sejauh 9.145 km (5.282 mil) diperkirakan memakan waktu 10 jam 20 menit. Hampir seluruh waktu penerbangan dihabiskan di atas Lautan Atlantik. Karena itu, AU Brazil mengirim pesawat militernya untuk mencari di perairan sebelah timur Pulau Fernando de Noronha, sekitar 2.400 km timur laut Rio de Janeiro.
Berdasar laporan, pilot pesawat terus melakukan kontak dengan menara kontrol udara ketika berada di atas Atlantik. Melalui radio, pilot dilaporkan terus menjelaskan posisi pesawat setiap 20-30 menit. Tapi, radar hanya menangkap pesawat dalam bentuk garis.
“Segala hal yang berada di sisi lain cakrawala tak bisa terpantau radar. Jadi, begitu Anda jatuh sekitar 200-300 mil dari pantai, radar tak bisa melihat lagi,” tutur David Learmount dari Flight International.
Air France menyebut, anggota keluarga maupun kerabat korban yang menjadi penumpang pesawat saat ini ditempatkan di ruang khusus di Bandara Charles de Gaulle, Paris. Otoritas bandara membuat pusat pemantauan musibah. Sedangkan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy juga telah diberitahu soal musibah tersebut.
Musibah kecelakaan pesawat Air France terakhir kali terjadi pada Juli 2000. Saat itu salah satu pesawat supersonic Concorde maskapai Prancis tersebut jatuh setelah lepas landas dari Bandara Charles de Gaulle, Paris, dalam penerbangan menuju New York, AS. Sebanyak 109 orang tewas, termasuk empat orang di darat.(afp/ap/rtr/dwi)
sumber : sumeks
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Anda