JINAN - Tren negatif Sriwijaya FC (SFC) di Liga Champion Asia (LCA) berlanjut. Setelah Selasa (10/3) lalu ditekuk Seoul FC 2-4 di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), kemarin Selasa (17/3), di Stadion Shandong, tim berjuluk Laskar Wong Kito tumbang 0-5 (0-3) dari tuan rumah Shandong Luneng Taishan, Cina. Kans menembus zona dua besar jelas makin sulit. Tim asuhan Rahmad Darmawan saat ini berkutat di posisi ke-4 (paling bawah) klasemen sementara grup F. Ini karena tak ada poin yang diraih tim double winners, dalam dua laga. "Kami sudah bekerja keras. Namun, kami tetap tidak bisa dapat poin. Shandong memang tim hebat seperti yang saya lihat sebelumnya," ungkap Coach Rahmad Darmawan seperti dilansir AFC. Kekalahan Sriwijaya, memperpanjang rekor tim Indonesia yang terkubur di Negeri Tirai Bambu--julukan Cina. Musim 2007 lalu, Persik Kediri hancur lebur 0-6 atas Shanghai Shenhua (23/5/07). Dua musim sebelumnya, tepatnya 20 April 2005, PSM Makassar yang tumbang 1-6. Bahkan, di edisi 2004 Juku-Eja--julukan PSM--juga tumbang dari 1-4 dari wakil Cina lainnya, Dalian Shide. Sebagai cermin dari timnas Merah Putih, Charis Yulianto dkk pun ikut memperpanjang statistika tidak pernah menang atas Cina. Pada Piala Asia di Cina 2004 lalu, tepatnya 21 Juli 2004, tim Merah Putih kalah telak 0-5. Empat tahun sebelumnya, tepatnya 16 Oktober 2000, juga kalah menyakitkan 0-4 pada Piala Asia 2000 di Lebanon. Ini berarti negara berpenduduk 1.298.847.6242 jiwa itu tetap "menjajah" persepakbolaan Indonesia. "Kami minta maaf. Baik pada warga Sumsel maupun Indonesia pada umumnya. Yang pasti, kami telah berusaha maksimal. Itulah batas kemampuan kami," ungkap defender SFC Charis Yulianto.
Sulitnya meraih kemenangan salah satunya disebabkan karena para punggawa Sriwijaya FC tidak terbiasa bermain di lapangan rumput sintetis. Laju dan pantulan bola di stadion yang pernah dipakai untuk pertandingan sepak bola Olimpiade Beijing 2008 ini beberapa kali sempat membuat Isnan Ali dan kawan-kawan bingung untuk membaca arah bola.
Namun pesta kemenangan tuan rumah dimulai menit ke-15. Striker Li Jinyu sukses merobek gawang Dede Sulaiman, usai menyambar umpan rekannya Alexander Zirkovic dari sektor kiri.
Selang lima menit kemudian (20'), giliran Hang Peng mengoyak gawang Dede. Menit ke-27', Li Jinyu memaksa Dede memungut bola dari gawangnya lagi. Skor 3-0 untuk Shandong hingga usai babak pertama.
Babak ke-2, Shandong makin gila. Menit ke-79, striker Mildjan Mradakovic menyarangkan golnya. Hanya berselang empat menit (83'), lagi-lagi Mildjan Mradakovic membombardir gawang Sriwijaya.
SFC minim peluang. Terbaik hanya diperoleh Keith Kayamba Gumbs menit ke-90. Kayamba tinggal berhadapan dengan kiper Shandong Li Leilei. Sayang, Leilei lebih cepat mengantisipasinya. Skor 5-0 untuk Shandong hingga laga usai.
Sebaliknya dirasakan oleh Shandong. "Ini sungguh menggembirakan. Selisih 5 gol, membuat kami lebih leluasa untuk tetap berada di dua besar. Tapi, kami harus jeli juga terhadap dua saingan terberat, Gamba (Osaka) dan Seoul," tukas Coach Shandong Ljubisa Tumbakovic pada LNTS--situs resmi Shandong.
Sulit bagi Sriwijaya keluar dari zona dua paling bawah grup F. Sebab, lawan ketiga justru lebih berat, Gamba Osaka Jepang. Faktanya, Gamba Osaka justru lebih hebat dari dua lawan sebelumnya, Seoul dan Shandong.
Shandong saja, pada Selasa (10/3) kalah 0-3. Selain itu, Yasuhito Endo dkk juga menyandang predikat juara bertahan (edisi 2008). Fakta lain, tim asuhan Akira Nishino (Jepang), di edisi 2008 juga meraih dua gelar juara lagi. Yaitu Pan-Pacific Championship dan juara III FIFA Club World Cup.
Anda mungkin ingat bagaimana perjalanan Gamba Osaka di FIFA World cup 2008? Itu mungkin bisa jadi pembanding bahwa Sriwijaya masih sangat jauh untuk disetarakan dengan Gamba.
Di perempat final (14/12/08). Gamba mengalahkan Adelaide FC (Australia) 1-0. Di semifinal (18/12/08), kalah 3-5 dari Manchester United (Inggris). Tapi, tiga gol ke gawang The Red Devil--julukan Manchester United--, menjadi tolok ukurnya. Puncaknya, tim berdiri sejak 1980 menjadi juara III usai menekuk wakil Meksiko, FC Pachuca dengan skor 1-0 pada 21 Desember 2008.
"Tiga tim saingan kami luar biasa berat. Apapun yang terjadi, kami tetap enjoy. Meski kami kemungkinan besar tidak akan menang lawan Gamba, tapi tim akan tetap sportif," timpal Manajer SFC MC Baryadi. (mg2/afc/lnts)
sumber : sumeks
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Anda