About Me

Dapatkan berbagai Informasi menarik Disini dari berbagai sumber terpecaya

Get The Latest News

Sign up to receive latest news

Saturday, April 25, 2009

PELAMPIASAN Sriwijaya v Persiba

ImageLive ANTV Pukul 19.00 WIB

PALEMBANG - Musim 2008/2009 ini, Sriwijaya FC (SFC) memang kerap dilanda kegamangan. Tim berjuluk Laskar Wong Kito berjalan agak “tertatih-tatih”, demi menjaga konsistensi di zona big four (empat besar) Djarum Indonesia Super League (DISL).Pertengahan putaran I lalu, misalnya, tim asuhan Rahmad Darmawan menunjukkan kewibawaanya sebagai pemegang mahkota double winners (juara Liga dan Copa) edisi 2007. Kali terakhir menguasai capolista pascamenekuk Arema Malang 4-0, pada Minggu (8/2) lalu. Tapi, seiring liga akan berakhir (menyisakan 8 laga), posisi tim berdiri sejak 2004 jadi labil. Terakhir, Muhammad Nasuha dkk berada di urutan ke-3 klasemen sementara. Itu setelah digusur Persiwa Wamena, yang menjungkalkan PSIS Semarang 6-0 pada 1 April lalu. Persiwa sendiri akhirnya mengambil alih di runner up.Namun, kans mengakhiri liga minimal runner up masih terjaga. Asal, mereka bisa menang di semua laga sisa. Termasuk saat menjamu Persiba Balikpapan malam ini di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ). (Siaran langsung ANTV pukul 19.00 WIB)“Kami tidak berkecil hati. Meski Persipura paling serius jadi juara, namun paling tidak kami ingin membuntuti di runner up,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (24/4).
Ada semacam mitos di Liga Indonesia (termasuk DISL). Bahwa, setiap tim juara, maka musim berikutnya akan turun drastis. Contohnya pada Persipura yang notebene juara Liga Indonesia 2005. Saat itu, Rahmad sendiri yang menjadi arsiteknya.
Namun, Mutiara Hitam, julukan Persipura, justru menjadi tim papan tengah di Liga Indonesia 2006. Tepatnya di posisi ke-8 wilayah timur. Mitos juga terjadi pada Persebaya Surabaya, juara Liga Indonesia 2004.  Dimusim 2005. Bajul Ijo, julukan Persebaya, justru degradasi ke divisi I.
“Saya bukan orang yang percaya dengan mitos. Meski kenyataannya memang ada, tapi saya percaya dengan kerja keras tim. Kami akan tetap berada di papan atas musim ini dengan kerja keras,” sangkal pelatih asal Metro, Lampung.
Banyak yang menilai, Sriwijaya tak lagi garang. Bukti nyata, gagal masuk fase 16 besar Liga Champion Asia (LCA) 2009. Bukti lain, Sriwijaya pernah kalah 1-2 dari tim papan bawah Persita Tangerang Minggu (1/3) lalu. Terakhir, kalah 2-3 dari Persib Bandung, Sabtu (17/4) lalu.
“Kami akan bangkit di Liga. Bahkan di Copa kami punya tekad untuk mempertahnkan apa yang kami raih 2007 lalu. Soal LCA, bagi kami sebagai pengalaman internasional,” pungkas pelatih kelahiran 28 November 1966.
LCA berbeda dengan kompetisi domestik. Empat kekalahan beruntun, Sriwijaya akan melampiaskannya. Biasanya usai menderita kekalahan, Sriwijaya bangkit. Persib Bandung harus tersingkir di babak 16 besar CDSSI, usai ditekuk Sriwijaya agregat 4-2.
“Padahal tiga hari sebelumnya, kami kalah telak 0-5 dari Gamba Osaka. Tapi, kami berhasil bangkit. Jadi, Persiba siap-siap saja menanggung risikonya,” terang striker Sriwijaya Ngon a Djam.
Persiba dalam kondisi tidak komplet. Latihan terakhir di Jakabaring (24/4), skuadra Daniel Roekito minus striker Andrian Trinidad  (cedera engkel dan sesak nafas). Bahkan, Gaston Gastano dan Mijo Dadic pun terlihat hanya latihan  ringan.
“Ketiganya memang belum fit. Tapi, bukan berarti full tidak tampil. Saya yakin, latihan ringan akan memberi kebugaran pada mereka,” terang Daniel Roekito.
Daniel bukan pelatih kemarin sore.  Musim 2006 lalu, pria asal Rembang, sukses membawa Persik juara Liga. Praktis, dia tidak silau dengan Sriwijaya. “Saya tahu bagaimana permainan Sriwijaya musim ini. Tak ada yang perlu kami takutkan,” pungkasnya. “Selama 2x45 menit, selama itu pula ada peluang gol. Kami akan manfaatkan semaksimal mungkin,” timpal midfielder Persiba Robby Gaspar. (mg2)


sumber : sumeks

Artikel Terkait



0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan Pesan Anda