Teknologi tersebut menarik banyak ilmuwan untuk mengembangkan teknologi tiruan yang bekerja dengan prinsip yang sama, hanya metode yang digunakannya bisa berbeda-beda.
Pemanasan global, yang sebagian penyebabnya adalah tingginya kandungan CO2 di udara, semakin segera membutuhkan pemecahan. Berbagai metode untuk menangkap dan menyimpan karbon juga telah ditawarkan oleh banyak ilmuwan, tetapi dari sisi praktisnya masih menjadi pertentangan banyak pihak. Salah satunya adalah sejauh mana efek yang mungkin ditimbulkan akibat penyimpanan karbon di dalam tanah selama kurun waktu tertentu.
Lain halnya jika metode yang ditawarkan adalah mengubah CO2 menjadi bahan bakar. Hanya saja untuk memecah ikatan karbon dan oksigen yang sangat kuat tidaklah mudah. Tetapi para ilmuwan di Institute of Bioengineering and Nanotechnology di Singapura, menawarkan metode untuk mengubah karbon dioksida menjadi methanol tanpa membutuhkan energi yang luar biasa besar dan pada suhu ruang.
Yugen Zhang and Jackie Y. Ying, kedua ilmuwan yang mengembangkan alternatif proses tersebut menjelaskan bahwa dibutuhkan sebuah katalis yang disebut N-heterocyclic carbine atau NHC. Katalis tersebut mempunyai tiga atom karbon dan dua atom nitrogen. Tidak seperti biasanya mempunyai 4 elektron terikat, atom karbon katalis tersebut hanya mempunyai dua elektron terikat. Dua elektron lainnya berada pada kondisi bebas. Dengan keadaan ini katalis tersebut mempunyai kemampuan yang sangat tinggi untuk memecahkan ikatan CO2 dengan mudah. Tetapi kondisi pemisahan tersebut hanya berjalan selama satu siklus reaksi, kemudian kembali kepada kondisi semula.
Untuk mengubah CO2 menjadi methanol diperlukan hydrosilane, yang terdiri dari silica dan hidrogen, dan disertakan dalam reaksi sesaat sebelum siklus reaksi berakhir.
Hasil penelitian yang telah dipublikasikan di Angewandte Chemie mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan mekanisme reaksi yang pernah dilakukan ilmuwan-ilmuwan sebelumnya yang menggunakan katalis dengan kandungan logam. Metode yang dikembangkan Yugen Zhang and Jackie Y. Ying hanya membutuhkan udara sebagai sumber CO2 mengingat katalis yang digunakan tidak sensitif terhadap oksigen dan jauh lebih efisien seperti bisa dilihat pada kondisi reaksinya pada suhu ruang.
sumber
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Anda