(2) Sriwijaya FC v PSIS Semarang (2)
PALEMBANG - Hasil seri kembali diterima Sriwijaya FC saat meladeni PSIS di partai kandang. Itu dibuktikan saat melakoni laga ke-19 Indonesia Super League (ISL) di Gelora Sriwijaya Jakabaring, tadi malam. Laskar Wong Kito--julukan SFC--ditahan imbang PSIS 2-2, sehingga mengulang memori seri tiga pertemuan sebelumnya.
Yakni 1-1 saat Ligina 2005, 1-1 Ligina 2006 dan 0-0 Ligina 2007.Hasil imbang ini membuat tuan rumah kehilangan dua poin krusial sekaligus gagal menempel perolehan poin Persipura di puncak klasemen sementara. “Dari hasil yang kita terima, tentu ini sangat mengecewakan. Secara keseluruhan anak-anak bermain bagus. Hanya saja efektifitas pemanfaatan peluang yang sangat kurang,” ungkap Rahmad, usai pertandingan. Pelatih asal Metro, Lampung, menilai bahwa penampilan kurang greget anak asuhnya, terutama di babak pertama menjadi penyebab kegagalan mendulang poin absolut. Kolektivitas permainan Charis Yulianto dkk berhasil diredam Mahesa Jenar--julukan PSIS--yang tampil sangat agresif dan penuh semangat.“Saya akui mereka (PSIS) tampil sangat bagus. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Mas Bambang (pelatih PSIS, red) pelatih jempolan. Terbukti formasi dan taktik yang dia terapkan sangat brilian. Saya rasa akan ditiru tim lain ketika menghadapi tim kita,” lanjut Rahmad.
Tampil dengan format berbeda, 4-3-3 dengan tridente Ngon A Djam, Keith Kayamba Gumbs, dan Budi Sudarsono, SFC dibuat kewalahan. Tim besutan Rahmad Darmawan bekerja ekstrakeras mengimbangi semangat Young Guns PSIS.
Pada awal babak pertama, barisan pertahanan Laskar Wong Kito terus ditekan tiga penyerang PSIS, Anotonio Teles, N’Nenggue dan Fery Irawan. Pressing ini membuat dua left bek SFC, Christian Worabay dan M Nasuha sulit over lapping untuk membantu serangan. Padahal serangan dua full back menjadi tumpuan awal SFC setiap menghadapi musuh. “Mereka (PSIS) cukup pintar dan mengetahui sisi lemah kita,” ujar Rahmad.
Menit ke-12, serangan frontal yang dilancarkan PSIS mengejutkan publik tuan rumah. Berawal dari umpan silang Aziz Dnibi dari sisi kiri pertahanan SFC, disambut N’Nengge dengan sempurna. Tanpa kawalan berarti, legiun asing PSIS ini memperdaya kipper SFC, Ferry Rotinsulu dengan sundulan yang sangat terukur.
Tertinggal satu gol, SFC mencoba bangkit. Namun pressing ketat yang diterapkan PSIS berhasil meredam kolektivitas permainan Keith Kayamba dkk. Berbagai peluang yang didapat Laskar Wong Kito, masing-masing dari Zah Rahan pada menit ke-16, Budi Sudarsono menit 17 yang sudah berhadapan dengan kiper PSIS Basuki, Obiora menit 38 dan Kayamba menjelang jeda, tidak membuahkan hasil. Sehingga memikul beban saat turun minum.
Di babak kedua, tepatnya pada menit ke-50, Zah Rahan berhasil menyamakan kedudukan. Playmaker asal Liberia ini sukses memperdaya Basuki, setelah menerima umpan terukur dari Ngon A Djam di sisi kanan pertahanan Mahesa Jenar. Selang 10 menit, Anaroe Obiora membuat SFC berbalik unggul. Tendangan winger asal Nigeria itu dari titik putih mengecoh Basuki. Penalti diperoleh, karena Ngon A Djam dijatuhkan Idrus di kotak terlarang.
Terus menyerang dan menguasai permainan, SFC dikejutkan aksi Kapten PSIS, Onambele Basile. Solo run pemain bernomor punggung 30 itu dari tengah lapangan, tidak mampu dicegah Tsimi Jacques dan Charis Yulianto. Dengan mudah Basile memperdaya Ferry Rotinsulu dan membuat publik yang memadati Gelora Sriwijaya terdiam.
Sama seperti babak pertama, serangan demi serangan dan peluang yang selalu didapat SFC, tidak mampu dimanfaatkan dengan maksimal. Agresifitas tridente Ngon-Kayamba-Budi selalu mentah di barisan pertahanan tim asal kota lumpia. Sehingga skor seri 2-2 bertahan hingga wasit meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir.
“Anak-anak bermain bagus. Semaksimal mungkin mereka meredam permainan cepat SFC. Terutama wollpass tik-tak di barisan tengah. Dan ketika mempunyai peluang untuk mencuri gol, mereka memanfaatkannya dengan baik. Tapi jujur ada juga faktor keberuntungan. SFC memang sedang unlucky malam ini (tadi malam, red),” ungkap Bambang Nurdiansyah, head coach PSIS.
Masih Butuh Adaptasi
Pertandingan tadi malam juga menjadi ujian kolektivitas tridente SFC, Ngon-Kayamba-Budi yang diproyeksikan untuk Liga Champions Asia (LCA). Hasilnya? Kerja ketiga striker masih butuh adaptasi. Pergerakan dan kerja sama tiga striker kurang kompak. Bahkan mesti dirotasi sang arsitek, Rahmad Darmawan pada babak kedua. “Apa yang diinginkan ketiga pemain belum klop. Terutama Budi yang masih baru dan perlu adaptasi,” tutur Rahmad.
Pada babak pertama, Budi yang diplot sebagai ujung tombak bersama Ngon, dengan ditopang Kayamba dari sisi kanan tampil sangat canggung. Pemain asal Persik Kediri itu, sangat sering kehilangan bola dan salah umpan. Sehingga gampang dipatahkan duet bek PSIS, Anderson Leke dan Idrus Gunawan.
Babak kedua, Kayamba dan Budi change position. Rotasi ini cukup membuat serangan Laskar Wong Kito menggigit. Namun pemanfaatan peluang yang sangat tidak maksimal, membuat SFC harus puas dengan hasil seri. “Saya akan memberi porsi latihan lebih kepada Budi. Terutama adaptasi dia dengan pemain lain. Sehingga semakin banyak format dan pola yang bisa diterapkan di pertandingan selanjutnya,” pungkas Rahmad.(mg14)
Data dan Fakta
Sriwijaya FC: 2
Gol: Zah Rahan 50’, Obiora 60’(pen)
Kartu kuning: 2 (Worabay 19’, Isnan Ali 89’)
Susunan pemain: 12-Ferry (k); 24-Worabay/25-Isnan Ali 46’, 4-Charis, 13-Tsimi Jacques Joel, 7-M Nasuha; 29-Wijay/6-Tony Sucipto 66’, 10-Zah Rahan, 9-Obiora; 5-Budi Sudarsono, 8-Ngon A Djam, 17- Keith Kayamba (C)
Pelatih: Rahmad Darmawan
Pelita Jaya: 2
Gol: N’Nenggue 12’, Basile 63’
Kartu Kuning: Basile 23’
Susunan Pemain: 12-Basuki (k); 3-Idrus, 16-Deni Rumba, 88-Leke, 19-Heri Susilo; 39-Hendro, 30-Basile (C), 75-Aziz Dnibi/18-Sapto 86’; 99-Teles, 25-N’Nenggue/11-Johan Yoga 86’; 31-Fery Irawan
Pelatih: Bambang Nurdiansyah
Tempat: Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang
Penonton: 30.000 orang
Cuaca: Cerah
sumber : sumeks
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan Pesan Anda